Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

BMKG Prediksi Sumatra hingga Pulau Jawa Masa Mudik Lebaran Diguyur Hujan

Redaksi
12 Mar 2025, 01:26 WIB Last Updated 2025-03-11T18:26:36Z
Foto Ilustrasi Cuaca ekstrem/Dok. BMKG.

Jakarta - Bulan Ramadan telah memasuki hari ke-11. Beberapa daerah di Indonesia khususnya Jabodetabek masih diguyur hujan. Di Depok, awan tebal masih menyelimuti kota ini, Selasa (11/3/2025) menjalang sore. Hujan yang masih terjadi sepertinya masih akan terus turun di bulan ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi beberapa wilayah di Pulau Jawa hingga Sumatra bakal diguyur hujan pada periode mudik Lebaran 2025.

Menurut Ketua BMKG Dwikorita Karnawati, dari hasil pemantauan cuaca yang dilakukan, terdapat potensi hujan deras pada periode 20-26 Maret 2025.

“Secara resolusi lebih tinggi di sini kita melihat pada tanggal 20 hingga 26 Maret, ada zona-zona atau titik-titik yang merah, yaitu potensi hujan lebat,” ujar Dwikorita dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Selasa (11/3/2025).

“Itu ada di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng) itu lokasinya. Kami sebutkan di dalam wilayah mana saja, misalnya di Sumatra Selatan, Bengkulu,” ujar Dwikorita.

Selain di sejumlah daerah itu, lanjut dia, BMKG juga memperkirakan hujan lebat berpotensi mengguyur wilayah Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

“Kepulauan Babel, Jabar Jateng dan juga pada tanggal tersebut dimungkinkan pula hujan dengan intensitas sedang. Itu hampir sebagian besar wilayah,” kata dia.

Dwikorita mengungkapkan pada periode 27 Maret-2 April 2025 masih terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang.

“Dimungkinkan pula hujan dengan intensitas sedang. Itu hampir di sebagai besar wilayah tersebut,” tuturnya.

Dalam rapat tersebut, Dwikorita mengutarakan BMKG rutin menyampaikan informasi prakiraan cuaca setiap tiga jam sekali. Bahkan, BMKG juga menyampaikan prakiraan cuaca di suatu wilayah selama enam hari ke depan.

Tetapi, katanya, informasi mengenai prakiraan cuaca bahkan peringatan dini dari dari BMKG sering kali masih diabaikan publik.

“Kami cek di lokasi perumahan sudah dikeluarkan siaga. Ini artinya peringatan dini diterima. Namun, persoalannya barangkali publik tidak bisa membayangkan seperti apa hujan sedang, hujan lebat seperti apa,” imbuh dia.

Dwikorita menambahkan, hal itulah yang akan BMKG sempurnakan. “Kadang-kadang mungkin diremehkan peringatan dini yang sudah diterima,” ucapnya, menutup. []

(YHr)

Iklan