Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Warga Keluhkan Proyek Jambanisasi di Desa Panosogan, Kades dan Pelaksana Belum Bisa Ditemui

Abdul Rahman
15 Jan 2025, 16:14 WIB Last Updated 2025-01-15T09:14:42Z

Potret jamban warga dengan material yang diberikan oleh oknum kepada penerima proyek tersebut, Rabu (15/1/2025), Liputanesia/Foto : Abdul Rahman.


Serang - Bantuan jambanisasi diduga disunat oleh oknum Desa Panosogan Kecamatan Cikesal Kabupaten Serang membuat warga Desa Panosogan resah. Proyek bantuan jambanisasi untuk 10 keluarga yang tidak mampu itu, diduga ada potongan hingga mencapai jutaan rupiah, Rabu (15/1/2025).

Setiap keluarga penerima program jambanisasi menerima sebesar 2,5 juta rupiah, namun hanya mendapatkan bantuan barang material dengan taksiran senilai 1,2 juta rupiah saja.

Muncul dugaan adaya potongan yang begitu besar, sehingga membuat para penerima bantuan memberikan komentar kepada media.

Salah seorang penerima, menyebutkan, tahun anggaran 2024 Desa Panosogan Kampung Pasir Muncang RT 05 RW 01, dia mendapatkan bantuan jambanisasi, bagi 10 keluarga yang belum memiliki fasilitas (jamban).

Hanya saja, dalam pelaksanaannya, untuk setiap penerima bantuan itu tidak menerima uang tunai, melainkan menerima bantuan berbentuk barang material.

Antara lain yaitu semen 3 sak, closet 1, paralon 2 batang, pasir 1 mobil Losbak kecil, batu split setengah mobil Losbak kecil, batu apung/hebel 80 biji, besi 1 batang, keramik 3 ikat. Dan potongan pajak dari bantuan tersebut.

Kalau dihitung, material berupa barang yang diterima tersebut diperkirakan tidak lebih dari 1.200.000 ribu rupiah, dan diduga tidak sesuai spek.

Sanijaya, salah seorang penerima bantuan warga Kampung Pasir Muncang RT 05 RW 01 Desa Panosogan, dia membenarkan bahwa dia mendapatkan bantuan jambanisasi yang berupa bahan material.

"Iya pak betul saya cuma dikasih semen 3 sak, closet 1, paralon 2 batang, pasir satu mobil Losbak kecil, batu split setengah mobil Losbak kecil, batu apung/batu hebel 80 biji, besi 1 batang, keramik 3 ikat," tuturnya.

Saat media mendatangi Kantor Desa untuk mendapatkan informasi, Kepala Desa Panosogan diduga juga sedang tidak berada di kantor desa, bahkan pelaksana kegiatan juga tidak ada di kantor desa.

Namun media mencoba mengkonfirmasi Yopi, selaku bagian keuangan melalui via WhatsApp, kata Yopi, "coba saja kirimkan ke whatsapp temuannya apa saja".

Namun Yopi tidak menjawab atau membalas pesan whatsapp tersebut saat hendak wawancara di kantor desa. Hingga berita ini terbit, Kepala Desa ataupun pelaksana kegiatan belum bisa ditemui.

Iklan