Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

PMK di Kabupaten Blitar Mewabah Hebat, Kadisnakkan Angkat Bicara

Faisal Nur Rachman
3 Jan 2025, 20:01 WIB Last Updated 2025-01-03T13:01:18Z
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Eko Susanto, Jumat (3/1/2025)/Liputanesia.co.id/Foto: Istimewa.

Blitar - Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Blitar mendapatkan respon dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar.

Kepala Disnakkan Kabupaten Blitar Eko Susanto menuturkan, ratusan hewan ternak Sapi di Kabupaten Blitar yang terjangkit PMK ini salah satu faktornya adalah pemberian vaksin yang belum berjalan sebagaimana mestinya.

Kemudian juga ditemukan adanya sejumlah peternak yang enggan ternaknya diberikan vaksin meski telah diedukasi vaksinasi terhadap hewan ternak. Vaksinasi ini menurutnya juga sekaligus sebagai upaya pencegahan dari PMK.

Lantas, lanjut Eko, cukup tingginya angka hewan ternak Sapi yang kena PMK itu turut difaktori dari transaksi jual beli hewan ternak Sapi yang penyebarannya cukup luas. Kemudian saat hamil tiga bulan, Sapi tidak diberikan vaksin.

"Itu bisa aja terjangkit. Kemudian transaksi perpindahan jual beli atau lalu lintas perdagangan. Kasus di Modangan itu dari Gunung Kidul. Kota Blitar itu dari Kediri. Otomatis kan di awal penyebarannya (Red: lalu lintas perdagangan Sapi) tadi tidak terkontrol karena merasa aman padahal terinveksi maka akan menyebar. Termasuk yang dari Bacem di bawa ke Serang, terus di bawa ke Sumberboto dan seterusnya," ungkapnya.

Menindaklanjuti kejadian masifnya PMK ini, Eko mengkonfirmasi bahwa Disnakkan Kabupaten Blitar sudah melaksanakan hasil rapat koordinasi zoom bersama Dirjen PKH pusat maupun pemerintah provinsi dalam mengantisipasi penyebaran penyakit menular pada hewan, salah satunya terkait PMK.

"Kita sudah melayangkan surat ke para camat dan kita bikinkan flyer maupun penyediaan hotline pengaduan. Kita sudah edukasi termasuk perihal PMK. Gerak cepat juga kita lakukan melewati tim Keswan (kesehatan hewan)," tandasnya.

Eko merinci, sejumlah item edukasi tersebut seperti pengurangan lalu lintas transaksi jual beli Sapi di pasar hewan ternak sementara waktu, lalu lalang orang masuk kandang menjadi perhatian untuk dipastikan sesuai SOP kesehatan bidang peternakan.

"Kebersihan kandang juga kita berikan edukasi seperti penyemprotan desinfektan ke kandang," ulasnya.

Diberitakan sebelumnya, dilaporkan 235 hewan ternak Sapi di Kabupaten Blitar dilaporkan terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga 30 ekor diantaranya mati.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, Nanang Miftahudin, mengatakan kondisi ini menurutnya sudah bisa dikatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Namun demikian, situasi KLB ini yang berwenang menetapkan adalah pemerintah pusat bukan dari pemerintah daerah. KLB itu dikatakannya juga menyusul naiknya jumlah hewan yang terkena PMK.

"Pada kasus PMK pada Desember 2024 jauh meningkat dibanding awal 2024 apalagi 2023. Karena program vaksinasi berjalan dengan maksimal, sedangkan mulai April 2024 kemarin pelaksanaan vaksinasi merosot tajam," kata Nanang, Kamis (2/1/2025).

“Terutama karena sama sekali tidak didampingi biaya operasional, makanya dimasukkan kondisi darurat,” lanjut dia.

Iklan