Pjs Bupati Blitar Jumadi saat mendampingi Kunker Mendes-PDT Yandri Susanto di Kabupaten Blitar, pada selasa (5/11/2024)/Liputanesia.co.id/Foto: Faisal NR. |
Dalam paparannya, Jumadi menjelaskan bahwa selain kerajinan tangan, yang menjadi salah satu andalan daerah, Jumadi juga menyoroti sektor pertanian yang sangat mendukung ketahanan pangan nasional.
Melalui berbagai produk unggulan yang dimiliki, Blitar berambisi untuk meningkatkan daya saing daerah dan memperluas jangkauan pasar produk-produknya hingga ke mancanegara.
Pjs Bupati Blitar, mendampingi Menteri Yandri dalam mengunjungi sejumlah lokasi produksi kerajinan tangan, serta sektor pertanian dan peternakan. Salah satu produk kerajinan tangan unggulan Blitar yang diperkenalkan adalah Kendang Djimbe, yang diproduksi di Kecamatan Nglegok, Kanigoro, Gandusari, Srengat, dan Wlingi.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar telah mendukung para pengrajin melalui pendampingan, kemudahan perizinan, pelatihan, serta pengembangan pasar.
“Kami terus mendorong para pengrajin untuk berinovasi agar produk semakin berkualitas, mengingat persaingan pasar semakin ketat. Saya juga berharap, supaya PT Astra Internasional Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA)-nya bisa mengakomodir produk unggulan lain yang ada di Kabupaten Blitar supaya bisa go international,” ujar Jumadi.
Ia juga menjelaskan bahwa Kabupaten Blitar memiliki potensi wisata yang lengkap, meliputi wisata alam, seni budaya, kuliner, dan berbagai produk unggulan UMKM.
"Secara administratif, Kabupaten Blitar terbagi menjadi 22 kecamatan, 220 desa, dan 28 kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa. Sektor pertanian masih memegang peran utama dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar,” katanya.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, sektor pertanian Blitar telah menjadi penopang ketahanan pangan nasional. Pada tahun 2023, Kabupaten Blitar memiliki lahan pertanian seluas 117.278 hektare dengan produksi padi mencapai 375.490 ton per tahun. Selain itu, hasil produksi sayuran dan buah-buahan mencapai 816.271 kuintal, dengan cabai rawit menyumbang 441.841 kuintal.
Komoditas jagung juga memberikan kontribusi signifikan, dengan hasil produksi sebesar 244.588 ton pada tahun 2023 untuk memenuhi kebutuhan peternak hingga 900 ton per hari. Di sektor peternakan, Blitar menjadi pemasok utama telur secara nasional, memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan telur di Indonesia.
"Populasi ternak ayam buras mencapai 2,3 juta ekor, ayam petelur 15,9 juta ekor, dengan produksi daging sekitar 2 ton, sedangkan ayam buras menghasilkan sekitar 1,3 ton,” ungkap Jumadi. “Total produksi telur ayam ras mencapai 141 juta kg.”
Selain pertanian, sektor perikanan di Blitar juga menunjukkan potensi besar. “Potensi perikanan laut di Blitar sangat menjanjikan karena wilayah kami langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada perikanan darat, khususnya budidaya ikan hias, Kabupaten Blitar terkenal dengan ikan koi, yang basisnya di Kecamatan Nglegok sudah diakui secara nasional sebagai salah satu pusat ikan koi berkualitas di Indonesia,” lanjutnya.
Melalui dukungan dari pemerintah pusat, Pjs Bupati Jumadi optimis potensi ekonomi Blitar dapat terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui daya saing di pasar global. (ADV)
Pjs Bupati Blitar, mendampingi Menteri Yandri dalam mengunjungi sejumlah lokasi produksi kerajinan tangan, serta sektor pertanian dan peternakan. Salah satu produk kerajinan tangan unggulan Blitar yang diperkenalkan adalah Kendang Djimbe, yang diproduksi di Kecamatan Nglegok, Kanigoro, Gandusari, Srengat, dan Wlingi.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar telah mendukung para pengrajin melalui pendampingan, kemudahan perizinan, pelatihan, serta pengembangan pasar.
“Kami terus mendorong para pengrajin untuk berinovasi agar produk semakin berkualitas, mengingat persaingan pasar semakin ketat. Saya juga berharap, supaya PT Astra Internasional Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA)-nya bisa mengakomodir produk unggulan lain yang ada di Kabupaten Blitar supaya bisa go international,” ujar Jumadi.
Ia juga menjelaskan bahwa Kabupaten Blitar memiliki potensi wisata yang lengkap, meliputi wisata alam, seni budaya, kuliner, dan berbagai produk unggulan UMKM.
"Secara administratif, Kabupaten Blitar terbagi menjadi 22 kecamatan, 220 desa, dan 28 kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa. Sektor pertanian masih memegang peran utama dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar,” katanya.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, sektor pertanian Blitar telah menjadi penopang ketahanan pangan nasional. Pada tahun 2023, Kabupaten Blitar memiliki lahan pertanian seluas 117.278 hektare dengan produksi padi mencapai 375.490 ton per tahun. Selain itu, hasil produksi sayuran dan buah-buahan mencapai 816.271 kuintal, dengan cabai rawit menyumbang 441.841 kuintal.
Komoditas jagung juga memberikan kontribusi signifikan, dengan hasil produksi sebesar 244.588 ton pada tahun 2023 untuk memenuhi kebutuhan peternak hingga 900 ton per hari. Di sektor peternakan, Blitar menjadi pemasok utama telur secara nasional, memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan telur di Indonesia.
"Populasi ternak ayam buras mencapai 2,3 juta ekor, ayam petelur 15,9 juta ekor, dengan produksi daging sekitar 2 ton, sedangkan ayam buras menghasilkan sekitar 1,3 ton,” ungkap Jumadi. “Total produksi telur ayam ras mencapai 141 juta kg.”
Selain pertanian, sektor perikanan di Blitar juga menunjukkan potensi besar. “Potensi perikanan laut di Blitar sangat menjanjikan karena wilayah kami langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada perikanan darat, khususnya budidaya ikan hias, Kabupaten Blitar terkenal dengan ikan koi, yang basisnya di Kecamatan Nglegok sudah diakui secara nasional sebagai salah satu pusat ikan koi berkualitas di Indonesia,” lanjutnya.
Melalui dukungan dari pemerintah pusat, Pjs Bupati Jumadi optimis potensi ekonomi Blitar dapat terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui daya saing di pasar global. (ADV)