![]() |
Muslim Ayub, anggota DPR RI dari Partai NasDem Dapil Aceh 1, mengusulkan agar Pemilu diadakan setiap 10 tahun sekali/Liputanesia.co.id/Foto: Instagram - Editor: Abdul Mutakim. |
Ia mengatakan bahwa besarnya anggaran yang harus dikeluarkan untuk menjadi anggota DPR serta mengeluhkan tantangan finansial yang dihadapi para calon legislator setiap kali Pemilu. Hal tersebut disampaikan dalam rapat bersama Komnas HAM dan Perludem pada Rabu (30/10/2024).
Muslim Ayub, anggota DPR dari Partai NasDem, mengungkapkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti Pemilu.
"Mohon maaf rata-rata kita bukan sedikit menghabiskan uang, minimal Rp 20 miliar ke atas, nggak ada yang Rp 10 miliar. Ini Perludem harus tahu," ungkap Muslim dalam keterangan tertulisnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kurun waktu lima tahun membuatnya sulit untuk mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan. Apalagi, menurutnya, persiapan Pemilu sudah dimulai tiga tahun sebelumnya.
Politikus NasDem itu mendukung usulan Perludem untuk mendorong revisi UU Pemilu, dengan menambahkan usulan agar Pemilu dilakukan setiap 10 tahun sekali.
"Saya berharap apa salahnya barangkali pemilu ini 10 tahun sekali ya kan? Karena untuk 5 tahun ini, pimpinan, kita ini 2025. 2026 itu sudah dekat. 2027 sudah mulai pemilu lagi," usulnya.
Selain itu, Muslim mengungkapkan secara terang-terangan mengenai praktik money politics yang menurutnya melibatkan pihak penyelenggara Pemilu. Bahkan, ia menyebutkan bahwa money politics seolah dilegalkan dalam aturan saat ini.
“Kalau bicara pemilu ini, saya rasa apa pun aturan yang kita lakukan ke depan. Apa pun RUU yang sudah kita sahkan nanti, kapan pun tidak akan terhindar dari money politics. Itu sudah pasti,” kata Muslim.
Lebih lanjut, ia menggambarkan kondisi di daerah pemilihannya, Aceh, yang menurutnya memiliki tantangan besar dalam Pemilu karena besarnya biaya per suara.
“Kami jujur ya, kalau di Aceh itu luar biasa. Kalau katakan kejam, sangat. Malah per satu suara dihitung Rp 200 ribu. Coba bayangkan,” ungkapnya.
Muslim menegaskan ini hanya usulan pribadi, bukan usulan Partai Nasdem. "Jujur saya sampaikan. Tidak salah kan kalau 10 tahun sekali. Itu yang pertama. Ini usulan, usulan pribadi nih bukan Nasdem," tegasnya.
Melalui usulan perubahan durasi Pemilu, Muslim berharap biaya politik yang tinggi dan potensi money politics dapat ditekan.