Gambar ilustrasi kelangkaan gas. |
Salah satu warga setempat, Manggoy Okay, saat ditemui oleh awak media menyampaikan keluh kesahnya terkait kondisi ini.
"Kami sudah tiga hari ini sangat menderita karena kelangkaan LPG. Semua aktivitas rumah tangga terhambat, mulai dari memasak hingga keperluan lainnya yang sangat vital bagi kehidupan kami. Kami memohon kepada pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow untuk segera turun tangan dan membantu memenuhi kebutuhan kami," ujarnya penuh harap.
Kelangkaan LPG ini tidak hanya berdampak pada rumah tangga, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi di desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor perdagangan kecil dan jasa. Dengan kondisi yang kian memburuk, masyarakat Dumoga Timur mendesak pemerintah untuk segera mencari solusi agar pasokan gas LPG bisa kembali normal.
Melihat situasi yang terjadi, Pemerintah terkait diharapkan segera memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini. Instruksi kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta pemerintah daerah untuk meninjau dan mengatasi kelangkaan gas LPG di wilayah-wilayah yang terdampak, termasuk Desa Dumoga Timur, perlu segera dikeluarkan.
Diharapkan kepada pemerintah agar dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap distribusi gas LPG untuk mencegah penimbunan dan memastikan harga tetap stabil serta terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, langkah darurat seperti pengiriman pasokan tambahan ke daerah yang mengalami krisis harus segera dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan bakar bagi warga.
Masyarakat berharap bahwa dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat, masalah kelangkaan LPG ini bisa segera teratasi dan kehidupan mereka bisa kembali normal.
(Aldrianus Okay)