PJ Walikota Bekasi, Raden Gani Muhamad berlatar belakang Tugu Bambu Runcing Kota Bekasi/Liputanesia/Dok.Ist. |
Bekasi - Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan dengan biaya hidup tertinggi setelah Jakarta, Bekasi menghadapi tantangan besar dalam menjaga daya tarik ekonomi dan sosialnya.
Menghadapi situasi ini, Pemerintah Kota Bekasi berupaya mengatasi masalah tersebut dengan mendorong kolaborasi dan kemitraan antara pelaku usaha besar dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bekasi menggelar acara temu bisnis, pada Kamis (22/08/2024) malam. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem usaha dan investasi berbasis kemitraan.
Acara ini merupakan bagian dari strategi kota untuk menghadapi tantangan sebagai kota terbesar dan termahal dengan meningkatkan sinergi di dunia usaha.
Dalam sambutannya, PJ Walikota Bekasi, Raden Gani Muhamad, mengapresiasi peluncuran ekosistem Big Hug dan menegaskan komitmennya untuk kolaborasi.
"Saya mengapresiasi peluncuran ekosistem Big Hug ini. Dengan kesadaran penuh, kita mempunyai komitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka bagaimana kita meningkatkan investasi di Kota Bekasi untuk kemajuan Kota Bekasi yang lebih baik," ucapnya.
Raden Gani menekankan peran penting investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Investasi ini merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, baik skala nasional maupun daerah. Kemudahan investasi, kepastian hukum, dan jaminan keamanan melalui regulasi diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus menciptakan keterbukaan investasi," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya perbaikan infrastruktur sebagai tanggapan terhadap biaya hidup yang tinggi di Bekasi.
"Sebagai kota terbesar kedua saat ini di Indonesia dan juga kota termahal untuk biaya hidup, ini harus menjadi perhatian kita di pemerintahan dengan menunjukkan pembangunan infrastruktur yang lebih baik sehingga investasi akan berjalan pula dengan baik."
Raden Gani menambahkan bahwa temu bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara pelaku usaha besar dan UMKM.
"Temu bisnis ini merupakan wadah komunikasi yang efektif antara pemerintah dengan para pelaku usaha sekota Bekasi sehingga dapat mempererat tali silaturahmi dan membuka peluang atau potensi kemitraan antara pelaku usaha besar dan UMKM."
Dengan upaya ini, Bekasi berharap dapat mengatasi tantangan sebagai kota terbesar dan termahal dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Menghadapi situasi ini, Pemerintah Kota Bekasi berupaya mengatasi masalah tersebut dengan mendorong kolaborasi dan kemitraan antara pelaku usaha besar dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bekasi menggelar acara temu bisnis, pada Kamis (22/08/2024) malam. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem usaha dan investasi berbasis kemitraan.
Acara ini merupakan bagian dari strategi kota untuk menghadapi tantangan sebagai kota terbesar dan termahal dengan meningkatkan sinergi di dunia usaha.
Dalam sambutannya, PJ Walikota Bekasi, Raden Gani Muhamad, mengapresiasi peluncuran ekosistem Big Hug dan menegaskan komitmennya untuk kolaborasi.
"Saya mengapresiasi peluncuran ekosistem Big Hug ini. Dengan kesadaran penuh, kita mempunyai komitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka bagaimana kita meningkatkan investasi di Kota Bekasi untuk kemajuan Kota Bekasi yang lebih baik," ucapnya.
Raden Gani menekankan peran penting investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Investasi ini merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, baik skala nasional maupun daerah. Kemudahan investasi, kepastian hukum, dan jaminan keamanan melalui regulasi diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus menciptakan keterbukaan investasi," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya perbaikan infrastruktur sebagai tanggapan terhadap biaya hidup yang tinggi di Bekasi.
"Sebagai kota terbesar kedua saat ini di Indonesia dan juga kota termahal untuk biaya hidup, ini harus menjadi perhatian kita di pemerintahan dengan menunjukkan pembangunan infrastruktur yang lebih baik sehingga investasi akan berjalan pula dengan baik."
Raden Gani menambahkan bahwa temu bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara pelaku usaha besar dan UMKM.
"Temu bisnis ini merupakan wadah komunikasi yang efektif antara pemerintah dengan para pelaku usaha sekota Bekasi sehingga dapat mempererat tali silaturahmi dan membuka peluang atau potensi kemitraan antara pelaku usaha besar dan UMKM."
Dengan upaya ini, Bekasi berharap dapat mengatasi tantangan sebagai kota terbesar dan termahal dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.