![]() |
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, di sela-sela kegiatan G20 di Fortaleza, Brazil, Jumat (26/7/2024) waktu setempat/Liputanesia.co.id/Dok. Ist. |
Meski capaian ini menunjukkan perbaikan, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menegaskan bahwa masih banyak upaya yang perlu dilakukan agar pengangguran di Indonesia terus menurun.
Dalam keterangan tertulis yang diterima (27/7/2024), Ida mengatakan, “Namun demikian, tentunya angka ini harus terus kita turunkan dengan berbagai upaya yang terukur dan terarah,” ujarnya di sela-sela kegiatan G20 di Fortaleza, Brazil, Jumat (26/7/2024) waktu setempat.
Ida menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan TPT di Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Salah satunya adalah jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 281,6 juta jiwa, menjadikannya negara dengan populasi terbesar di ASEAN.
Ia juga menambahkan bahwa setiap tahun, angkatan kerja baru bertambah sekitar 3 hingga 3,5 juta orang, yang menambah tantangan dalam penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, Ida menyebut masih adanya mismatch atau ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja.
“Hal ini juga berdampak pada kondisi pasar kerja, di mana sebenarnya tersedia lapangan kerja, baik dalam maupun luar negeri, namun masih belum bisa kita manfaatkan secara optimal karena masih ada gap kompetensi calon pekerja dan lowongan pekerjaan yang ada,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja yang berkualitas agar pekerja Indonesia memiliki pekerjaan yang layak dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka.
Menurutnya, penciptaan lapangan kerja formal perlu terus didorong agar Indonesia tidak mengalami fenomena seperti di Filipina, di mana tingkat pengangguran rendah namun angka kemiskinan tinggi.
“Kita tidak ingin seperti Filipina di mana angka pengangguran relatif rendah namun tingkat kemiskinan justru lebih tinggi,” ujarnya.
Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan Indonesia adalah perlambatan ekonomi global. Menurunnya permintaan ekspor berimbas pada industri manufaktur dan sektor-sektor lain yang bergantung pada perdagangan internasional.
Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, Ida menyebutkan lima strategi utama yang telah ditempuh pemerintah:
Pertama, Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan: Reformasi kurikulum dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan industri modern, terutama di bidang teknologi dan keterampilan vokasional.
Kedua, Dorongan untuk Investasi: Pemerintah mempermudah proses perizinan usaha dan investasi asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.
Ketiga, Transformasi Sektor Informal: Pemerintah mendukung sektor informal agar dapat beralih menjadi usaha formal.
“Hal ini karena banyak pekerja di Indonesia berada di sektor informal, yang sering kali tidak tercatat secara resmi dan kurang stabil. Sehingga meskipun tidak menganggur, namun kehidupannya relatif kurang baik,” ujar Ida.
Keempat, Pengembangan Sektor-sektor Unggulan: Mendorong sektor startup, inovasi, produktivitas pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif, yang diharapkan dapat menjadi penggerak penciptaan lapangan kerja baru.
Keempat, Pengembangan Sektor-sektor Unggulan: Mendorong sektor startup, inovasi, produktivitas pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif, yang diharapkan dapat menjadi penggerak penciptaan lapangan kerja baru.
“Sektor pertanian juga perlu dimodernisasi dengan mengadopsi teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas,” tambahnya.
Kelima, Pembangunan Ekosistem Informasi Pasar Kerja Nasional: Pemerintah menciptakan sistem informasi pasar kerja berbasis permintaan untuk memperpendek waktu pencarian kerja bagi pencari kerja, serta mendorong pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar.
Dengan berbagai upaya ini, Ida Fauziyah optimistis kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dapat terus membaik di masa depan.
Kelima, Pembangunan Ekosistem Informasi Pasar Kerja Nasional: Pemerintah menciptakan sistem informasi pasar kerja berbasis permintaan untuk memperpendek waktu pencarian kerja bagi pencari kerja, serta mendorong pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar.
Dengan berbagai upaya ini, Ida Fauziyah optimistis kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dapat terus membaik di masa depan.