![]() |
Ketua Komisi B DPRD Pemalang, Fahmi Hakim, Saat diwawancara di sela-sela Acara Penanaman Pohon, di Desa Kejambon, Kecamatan Taman, Pemalang, Rabu (5/6/2024)/Liputanesia/Foto: Slamet. |
Fahmi menyebut Pro dan Kontra adalah hal yang wajar dan pasti ada. Namun menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan hal-hal yang mungkin dikhawatirkan warga masyarakat.
"Aspirasi masyarakat boleh-boleh saja akan tetapi program pemerintah tetap berjalan," kata Fahmi kepada Wartawan disela sela acara penanaman pohon di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di Desa Kejambon, Kecamatan Taman, Pemalang. Rabu (5/6/2024) sore.
"Aspirasi masyarakat di sana (Desa Purana) adalah kekhawatiran, pemerintah daerah menurut bupati pastinya sudah menyiapkan hal hal untuk antisipatif yang mungkin di khawatirkan," imbuhnya.
Menurut Fahmi, rencana pembangunan TPA Purana adalah sebuah solusi penanganan sampah di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
"Pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan, pemerintah daerah sudah menyiapkan master plan perencanaan penanganan sampah, yang berikutnya adalah tentang batasan waktu untuk TPA," ujar Fahmi.
Seperti diketahui bersama, TPA Pesalakan yang di Desa Pegongsoran telah alami kebakaran pada bulan September tahun lalu dan pernah di unjuk rasa oleh warga setempat.
Sementara, Kepala Unit Kebersihan Persampahan (UKP) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang, Kuntoyo, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa sebenarnya TPA Pesalakan masih bisa di pergunakan hingga sepuluh tahun ke depan.
"Melalui survei -survei, ketersediaan lahan, saya kira TPA Pesalakan masih sangat layak menampung sampah-sampah di kabupaten Pemalang,” kata Kuntoyo. Kamis (6/6/2024).
Terkait gejolak unjuk rasa yang pernah terjadi di masyarakat Desa Pegongsoran terhadap TPA Pesalakan, Kuntoyo mengatakan bahwa kini situasi telah kondusif melalui pendekatan komunikasi dengan tokoh masyarakat.
"tahun lalu pernah terjadi gejolak penolakan, dari pihak masyarakat, akan tetapi kami sudah melakukan upaya pendekatan secara humanis, jadi sekarang sudah kondusif,” terangnya.
Pihaknya berencana bekerja sama dengan investor untuk mengolah sampah menjadi briket sehingga volume sampah bisa berkurang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Desa Pegongsoran.
“Kami telah berupaya keras mengurangi volume sampah dengan cara mengelola sampah menjadi briket, jadi sampah yang tadinya menjadi momok, masyarakat bisa menjadi berkah, ya bisa menjadi ladang pekerjaan, sehingga masyarakat Desa Pesalakan bisa mendapatkan nilai tambah yang bermanfaat,” jelasnya.
(Slamet)