Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Pembangunan TPA Purana, Tokoh Agama Sebut Pemda Pemalang Nyuruh Perang

Redaksi
31 Mei 2024, 23:55 WIB Last Updated 2024-08-13T15:08:04Z
Sejumlah Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Menyatakan Kompak Menolak Pembangunan TPA Purana, Jumat (31/5/2024)/Liputanesia/Foto: Slamet.

Pemalang - Pemerintah Daerah (Pemda) Pemalang menyuruh perang dengan masyarakat lantaran memaksakan kehendak akan membangun tempat pengelolaan akhir (TPA) sampah di Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Pernyataan itu disampaikan H. Muslim selaku Tokoh Agama sekaligus warga Desa Purana kepada wartawan yang tidak menginginkan di desanya dijadikan TPA.

"Kalau memang pemda memaksakan untuk membangun (TPA Purana) otomatis pemda menyuruh perang kepada masyarakat," H. Muslim, Jumat (31/5/2024) di Desa Purana.

Menurutnya, pemaksaan tersebut sama halnya bentuk penindasan terhadap masyarakat lemah yang sudah tidak zaman lagi di era sekarang.

"Ini bukan zaman otoriter lagi bro. Sekarang zamannya kesejahteraan, gimana kesejahteraannya untuk warga masyarakat negara Indonesia," ucapnya.

Ia menyebut, kekesalannya yang menurut Pemda Pemalang bahwa pembangunan TPA Purana berjarak 1,7 Kilometer dari pemukiman warga berdasarkan aplikasi google map. Namun setelah di kroscek melalui aplikasi tersebut hanya berjarak sekitar 1, 1 Kilometer.

"Di tempuh perjalanan hanya 3 menit, itupun jalan kaki," ujarnya.

Dari hasil kroscek tersebut, lanjutnya, meminta kepada Pemda Pemalang untuk mengkaji ulang pembangunan TPA Purana. Ia pun berharap bisa bertemu langsung dengan pemangku kebijakan (Bupati).

"Seharusnya itu Pak Bupati yang datang sendiri, melobi warga dan menanyakan warga karena pak Bupati adalah sebagai orang tua."

Di lokasi yang sama, H. Fakihudin selaku sesepuh atau Tokoh Masyarakat Desa Purana mengatakan pada dasarnya seluruh warga menolak pembangunan TPA di Purana.

"Kulo niki mengambil contoh di Pegongsoran. Jarene Pegongsoran pan diolah sampah tapi ternyata kok tidak lanjut, apa memungkinkan semacam itu (saya ini mengambil contoh di Pegongsoran atau TPA Pesalakan. Katanya Pegongsoran mau di olah sampah tapi ternyata kok tidak lanjut, apa memungkinkan semacam itu - Red)," kata H. Fakihudin dengan khas nada Jawa Tengah.

"Ini sebagai pelajaran orang orang. Ini belajar dari yang sudah sudah," tambahnya.

H. Fakihudin berharap kepada Pemda Pemalang untuk mengurungkan niatnya membangun TPA di Desa Purana lantaran khawatir seperti yang terjadi di Desa Pegongsoran.

"Saya sebagai masyarakat berharap sangat tentang penggagalan pembangunan TPA Purana, karena saya butuh kenyamanan lingkungan baik kesehatan dan lain sebagainya karena itu sudah ada gambarannya di Pegongsoran katanya mau diolah sampah itu, nanti jadi penghasilan," tandasnya.

Iklan