![]() |
Bupati Pemalang Mansur Hidayat Saat Menyerahkan Bantuan Paket Sembako Kepada Petugas Kebersihan di Pasar Comal, Kamis (23/5/2024)/Liputanesia/Foto: Humas-Slamet. |
Hal itu diungkapkan Bupati Pemalang Mansur Hidayat usai memberikan bantuan becak dan gerobak sampah di Pasar Comal, Kamis (23/5/2024).
"Karena itu nanti bukan pembuangan (sampah) seperti yang di Pesalakan, artinya nanti sudah saya suruh lewat PT AU (PT Aneka Usaha) sampahnya dikelola. Bukan hanya pembuangan tapi lebih pada pengelolaannya," kata Mansur.
"Di situ nanti arahnya ke pengolahan bukan pembuangan seperti di Pesalakan," tambahnya.
Mansur mengatakan, TPA sampah Purana dibangun di atas lahan milik perhutani seluas 3,2 hektar yang hanya akan menampung sampah-sampah dari kota, bukan sampah dari desa-desa.
Menurut Mansur, gejolak yang terjadi di tengah-tengah pembangunan TPA sampah di Desa Purana dapat di koordinasikan dan di komunikasikan secara baik oleh semua pihak dan stakeholder.
Karena, lanjut Mansur, ia sudah memerintahkan agar sampah-sampah di desa harus diselesaikan pada tingkat desa.
"Nanti di tahun 2025 kita adain alat di situ (TPA sampah Purana), nanti mengolah di situ. Karena sampah-sampah yang akan dibuang ke situ sampah dari kota," kata Mansur.
Diberitakan sebelumnya, pembangunan TPA sampah di Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang mendapat penolakan warga.
Warga desa setempat dan warga desa Pedagung menggeruduk kantor balai Desa Purana, pada Selasa (21/5/2024) lalu. Mereka menuntut rencana pembangunan TPA sampah dihentikan.
Karena, menurut massa, pembangunan TPA sampah tersebut tak ada sosialisasi atau komunikasi kepada lingkungan sekitar.
Mukmin salah seorang warga Desa Purana mengaku belum pernah ada sosialisasi terkait rencana akan ada pembangunan TPA di desanya.
"Sementara ini sepengetahuan saya belum ada," ungkap Mukmin warga RT 8 RW 2 Desa Purana.
"Hari ini saya warga Purana mengemis, jangan sampai ada pembangunan TPA di desa kami," bebernya.