Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Hardiknas 2024, Asra: Kokohkan Kembali Pendidikan Moral dan Adab

Redaksi
2 Mei 2024, 20:02 WIB Last Updated 2024-08-13T15:08:13Z
Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, saat upacara peringatan Hardiknas 2024, di lapangan bola kaki Kecamatan Kejuruan Muda, Kamis (2/5/2024)/Liputanesia/Andi.

Aceh Tamiang - Pj Bupati, Asra, mengajak seluruh guru yang bertugas di Kabupaten Aceh Tamiang mengokohkan kembali pondasi pendidikan moral di unit tugas masing-masing.

Inilah penegasan yang disampaikannya, saat menjadi pembina Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, di lapangan bola kaki, Kecamatan Kejuruan Muda, Kamis (2/5/2024).

Upacara peringatan hari pendidikan nasional berlangsung meriah. Hujan yang sempat mewarnai pelaksanaan tidak mengurangi semangat peserta dan penampil yang terdiri dari para siswa, Kamis (2/5/2024)/Liputanesia/Andi.

Usai membacakan amanat Mendikbudristek, dalam pesannya Pj. Bupati Aceh Tamiang, Asra, meminta implementasi kurikulum merdeka mesti memasukkan unsur-unsur moral dan adab.

Ia kemudian mengomparasikannya dengan pendidikan di masanya dengan kondisi hari ini. Menurutnya, salah satu yang paling nampak terasa ialah mulai lunturnya adab dan akhlak generasi muda hari ini.

Melalui Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Pj. Bupati Asra mengajak para guru meneguhkan kembali pondasi moral di pelbagai level pendidikan pada unit kerja masing-masing.

“Dahulu ada pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan aqidah akhlak. Jadi kita sebagai murid maupun orang tua kita sangat sopan kepada guru. Kadang mendengar namanya saja kita sudah bergetar. Begitulah takzimnya kita kepada mereka. Tapi hari ini semuanya berubah, tidak begitu lagi,” urainya.

Dikatakannya, akibat kondisi yang demikian, secara perlahan para orang tua yang memiliki kepedulian dan kelebihan rezeki hari ini cenderung memasukkan anaknya ke pesantren atau ke lembaga pendidikan agama sejenis.

Tampak hadir mengikuti upacara hari pendidikan nasional, Ketua DPRK, Suprianto, unsur Forkopimda, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Abdul Muthalib beserta jajaran, serta sejumlah Kepala SKPK dan tamu undangan lainnya.

“Ada yang hilang dari nilai pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolah negeri. Kondisi ini kian hari kian menguat. Kalau dahulu orang lebih suka menyekolahkan anaknya di SMP negeri, misalnya, maka hari ini sudah berkurang. Dulu orang memandang pesantren atau sekolah agama macam madrasah tsanawiyah itu sebagai kelas dua. Tapi kini kondisinya terbalik,” timpalnya menguatkan.

(dd)

Iklan