![]() |
Gambar Ilustrasi. |
“Ini langsung memicu penguatan dollar AS terhadap nilai tukar mayoritas nilai tukar seperti Euro, Poundsterling, Yen Jepang, dan lainnya, termasuk rupiah,” kata Ariston, dalam keterangannya, Jumat (12/4/2024).
Indeks dollar AS saat ini bergerak di kisaran 105,3, naik sebelum data inflasi dirilis yang di sekitar 104. Data inflasi AS yang masih tinggi ini menurunkan ekspektasi pasar bahwa pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate akan dilakukan dalam waktu dekat yaitu di Juni nanti.
“Kebijakan pemangkasan yang terus ditunda akan mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah,” kata Ariston.
Rupiah akan terus di bawah tekanan dollar AS. Beban ini diperparah oleh ketegangan geopolitik yang masih meninggi di kawasan Timur Tengah dan Ukraina-Rusia.
“Dollar AS sebagai salah satu aset aman menjadi buruan pelaku pasar untuk mengamankan aset,” kata Ariston.
Data ekonomi Tiongkok tentu juga akan berpengaruh ke rupiah karena Tiongkok sebagai ekonomi terbesar kedua dunia dan partner dagang besar Indonesia.
“Bila data menunjukan pelambatan ekonomi, ini tentu akan mengurangi minat pasar terhadap aset berisiko termasuk rupiah,” kata Ariston.
Nilai tukar rupiah atau kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah dan menembus level Rp16.000 pada hari kedua Lebaran, Kamis (11/4/2024).
Berdasarkan laporan Google Finance, rupiah saat ini bercokol di level Rp16.003,10. Posisi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai tukar pada hari sebelumnya yang bertengger pada level Rp16.002, Rabu (10/4).
(Aji)