![]() |
Gambar Ilustrasi/Dok.Peluangnews. |
Bila harga BBM benar-benar naik, beban ekonomi rakyat semakin berat. Pemerintah tidak mampu menyelesaikan masalah?
Perkiraan BBM akan naik tersirat dari pernyataan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.
Menurut dia, saat ini harga minyak mentah dunia terus melonjak dan menunjukkan tren ke arah kenaikan harga BBM khususnya non subsidi di dalam negeri.
“Kalau saya cermati harga minyak naik lagi, kayaknya trennya mau ke sana,” kata Tutuka menjawab potensi kenaikan harga BBM non subsidi pada Maret 2024, di Kantor Lemigas, Sabtu (24/2/2024).
Dia mengungkapkan bahwa harga minyak dunia yang terus melonjak bakal berpengaruh pada harga jual BBM khususnya non subsidi di dalam negeri.
Tren naiknya harga minyak dunia saat ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah dampak dari konflik di Timur Tengah yang masih memanas. Hal ini berdampak pada sisi logistik minyak mentah di dunia.
Karena itu, Tutuka mengisyaratkan akan naiknya harga BBM non subsidi di bulan depan lantaran konflik di Timur Tengah yang membuat harga minyak dunia meningkat.
“Karena intensitas Timur Tengah masih tinggi, sehingga mengganggu logistik. Jadi, memang perlu dicermati saya setuju, karena harga minyak cenderung naik terus,” kata dia.
Sebagai catatan, harga minyak mentah Brent ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Penguatan ini karena kekhawatiran pasokan yang masih ada akibat ketegangan di Timur Tengah.
Pada perdagangan Senin (19/2/2024) harga minyak mentah Brent tercatat US$ 83,56 per barel, naik 0,11 dibandingkan posisi kemarin. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tidak ada perdagangan karena memasuki libur Hari Presiden di AS.
Baik Brent maupun WTI berjangka pada pekan lalu masing-masing naik sekitar 1,5% dan 3%, didorong oleh meningkatnya risiko konflik Timur Tengah. Serangan Israel membuat rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi.
Di dalam negeri, suhu politik masih tinggi pasca Pemilu 2024 lalu. Saat ini terjadi pro dan kontrak wacana hak angket DPR akan digunakan untuk membuktikan tuduhan kecurangan proses pemilu 14 Februari lalu.
Di tengah suhu politik tersebut, harga kebutuhan pokok merangkak naik tidak terkendali khususnya harga beras. Saat ini harga beras paling murah Rp 13.500 per liter.
(YRn)