Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Pj Walikota Syaridin Pimpin Upacara HKN ke-59

Redaksi
21 Nov 2023, 10:25 WIB Last Updated 2024-09-09T17:40:48Z
Pj Walikota Langsa Syaridin, pimpin apel HKN ke-59, Selasa (21/11) di Halaman Belakang Pendopo, Liputanesia/H5J.


Kota Langsa - Penjabat (Pj) Walikota Langsa Syaridin, memimpin upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 tahun 2023, di Halaman Belakang Pendopo, Jalan Cut Nyak Dhien, Gampong Jawa, Kecamatan Langsa Kota, Selasa (21/11/23).


Pj Walikota Langsa Syaridin dalam amanat membacakan sambutan Mentri Ksehatan, Budi G. Sadikin. Indonesia tengah mengalami periode bonus demografi yang terjadi hanya satu kali dalam peradaban sebuah negara, kita bangsa Indonesia, harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini sebagai momentum Indonesia lolos dari middle-income trap, menjadi negara berpendapatan tinggi, serta mencapai visi Indonesia Emas 2045.


“Karenanya, tema Hari Kesehatan Nasional ke-59 tahun 2023 yaitu, “transformasi kesehatan untuk Indonesia maju” mutlak kita laksanakan.”


“Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak”, itulah amanat UUD 1945 bagi kita. Berdasarkan mandat itulah, enam pilar transpormasi kesehatan kesehatan penompang sistem kesehatan Indonesia harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus, ucapnya.


Pasca disahkannya Undang-undang Nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan, Pemerintah kini sedang menyusun Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK), yang akan berfungsi sebagai haluan bersama dalam upaya pembangunan kesehatan di Daerah dalam merencanakan, menganggarkan, dan mengimplementasikan program kesehatan di wilayahnya,ujarnya.


Pemerintah Pusat tidak mampu melakukannya sendiri, hanya dengan sinergi yang yang kuat dan kolaborasi yang erat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan seluruh elemen masyarakat, enam pilar transformasi kesehatan bisa kita tegakkan untuk perubahan yang lebih baik.


Pilar pertama, transpormasi layanan primer, dan fokus mengobati menjadi mencegah. Pelayanan primer harus memberikan akses layanan kesehatan dasar kepada seluruh masyarakat, dengan mengedepankan layanan promotif dan preventif berdasarkan siklus hidup manusia.


Pilar Kedua, transformasi layanan rujukan, dari akses layanan kesehatan yang susah, menjadi mudah. Pengutan pelayanan kesehatan rujukan dilakukan melalui pemenuhan infrastruktur, SDM, sarana prasarana, pemanfaatan telemedisin, pengembangan jejaring, pengampuan layanan prioritas dan layanan unggulan berstandar Internasional.


Pilar Ketiga, transfomasi sistem ketahanan kesehatan.

a. Dari industri kesehatan yang bergantung ke luar negeri, menjadi mandiri di dalam negeri. Penguatan ketahanan kefarmasian dan alat kesehatan harus dilakukan mulai dari rantai pasok di hulu hingga ke hilir. Prioritisasi penggunaan produk dalam negeri.


b. Berikutnya, dari sistem kesehatan yang rentan di masa wabah, menjadi tangguh. Kesiapsiagaan pra bencana dan penanggulangannya perlu dilakukan secara terkoordinasi, termasuk dengan melakukan penyiapan tenaga cadangan kesehatan yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi saat diperlukan.


Pilar keempat, transformasi pembiayaan kesehatan. Dari pembiayaan yang tidak efisien, menjadi transparan dan efektif. Dengan disahkannya UU No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, Pemerintah akan menerapkan penganggaran berbasis kinerja, dengan mengacu pada Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK). Saya menggarisbawahi kembali pentingnya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempedomani RIBK, agar upaya-upaya pembangunan kesehatan yang kita lakukan menjadi sinkron, selaras, dan sinergis di seluruh Indonesia.


Pilar kelima, transformasi SDM Kesehatan. Dari tenaga kesehatan yang kurang, menjadi cukup dan merata. Secara khusus, Pemerintah sedang mengakselerasi produksi dan pemerataan jumlah dokter spesialis, melalui penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis berbasis kolegium dan rumah sakit.


Pilar keenam, transformasi teknologi kesehatan. Dari sistem informasi yang terfragmentasi, menjadi terintegrasi dari teknologi kesehatan yang tertinggal, menjadi terdepan.


Integrasi berbagai Sistem Informasi Kesehatan ke Sistem Informasi Kesehatan Nasional (platform SATUSEHAT) harus dilakukan. Hal ini akan memudahkan setiap warga negara untuk mengakses data kesehatan yang dimilikinya, tanpa mengurangi jaminan perlindungan data individu, tuturnya.


Terakhir, yang tidak kalah penting, transformasi kesehatan tidak dapat diwujudkan tanpa transformasi budaya kerja para insan kesehatan. Saya sering menyebutnya, pilar transformasi ke-7. Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK wajib kita hidupi untuk mewujudkan birokrasi yang akuntabel, lincah, dan profesional. Harapan saya, seluruh pegawai dan pejabat Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah dapat bekerja dengan kompeten, jujur, selaras dalam mengawal dan menyukseskan transformasi kesehatan. Mari kita bekerja dengan sungguh-sungguh. Tidak korupsi. Layani masyarakat dengan sepenuh hati, jelasnya.


Transformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang maju. Tidak hanya di kota-kota besar, transformasi kesehatan harus menjangkau ke seluruh penjuru Indonesia, tidak terkecuali di daerah terpencil, tertinggal, di perbatasan, maupun kepulauan, tegasnya.


Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya, kepada segenap insan kesehatan yang telah bahu membahu berjuang tanpa mengenal lelah dalam melaksanakan pembangunan kesehatan Indonesia. Tenaga medis, tenaga kesehatan, tenaga pendukung kesehatan, LSM, swasta, media, profesional, akademisi, seluruh pegawai dan pejabat pemerintahan di Pusat dan Daerah, serta tak lupa para kader: terima kasih! Dan terus semangat, sebab perjuangan kita belum selesai, ajaknya.


“Tak lupa, saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk turut membangun kesehatan, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar kita. Mari kita bangun bersama tubuh dan jiwa yang sehat dan kuat, demi Indonesia Emas 2045.”


Selamat Hari Kesehatan Nasional, Sehat Negeriku, Maju Indoneaiaku, tutup Pj Walikota Syaridin mengakhiri sambutan Menkes.




Iklan