Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 31 Oktober 2023. REUTERS/Fadi Whadi. |
Militer Israel mengatakan 11 tentara juga tewas dalam pertempuran di Gaza pada hari Selasa, kerugian satu hari terbesar bagi angkatan bersenjata sejak kelompok bersenjata Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 300 tentara dan sekitar 1.100 warga sipil.
Radio Angkatan Darat Israel mengatakan sebagian besar korban tewas adalah prajurit infanteri yang kendaraannya terkena rudal anti-lapis baja. Penembakan dan serangan udara berlanjut di Gaza semalaman, kata para saksi mata.
Israel mengirimkan pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang didukung Iran, dan pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan udara di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah menewaskan Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas. dikatakan sebagai hal yang "penting" dalam perencanaan dan pelaksanaan penyerangan.
Lusinan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari dan juga tewas ketika terowongan itu runtuh dalam serangan itu, kata juru bicara IDF. IDF sedang mencari korban non-tempur, tambahnya.
"Saya akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya. Saya berkomitmen untuk itu. Itu adalah perang (untuk) masa depan Israel, tidak kurang dari itu," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant kepada wartawan pada hari Rabu.
Hamas Bantah Ada Komandan Senior yang Berada di Kamp Tersebut
Juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang berada di kamp tersebut, dan menyebut klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 50 warga Palestina tewas dan 150 lainnya luka-luka.
Pernyataan Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948.
Ledakan itu meninggalkan kawah besar yang dikelilingi reruntuhan bangunan. Israel berulang kali memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang pergi ke selatan, banyak yang tetap tinggal.
Israel mengepung Gaza setelah serangan Hamas, dan PBB serta pejabat bantuan lainnya mengatakan warga sipil di daerah kantong tersebut hidup dalam bencana kesehatan masyarakat, dengan rumah sakit berjuang untuk merawat korban ketika pasokan listrik mulai berkurang.
Pada hari Rabu, layanan komunikasi dan internet kembali terputus di wilayah kantong tersebut, kata penyedia telekomunikasi terbesar di Gaza, Paltel.
Di Tepi Barat, setidaknya tiga warga Palestina tewas dalam operasi militer Israel, kata direktur Bulan Sabit Merah, Mahmoud Al-Saadi.