Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

BNN Gelar Workshop Tematik P4GN, Prevalensi Narkoba Dalam Kemiskinan

Redaksi
6 Sep 2023, 15:36 WIB Last Updated 2024-09-09T17:41:09Z

 


Kota Langsa - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Langsa menyelenggarakan Workshop Tematik Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).


Amatan Liputanesia.co.id pada kegiatan Workshop tematik P4GN di ikuti sebanyak 30 peserta berlangsung di Aula Vitra Tirta Langsa, Jalan TM Bahrum, Gampong Paya Bujok Tengoh, Kecamatan Langsa Barat, Rabu (06/09/23).


Workshop Tematik P4GN mengusung tema "Prevalensi Narkoba Dalam Lingkaran Kemiskinan, Pola Pendidikan/Asuh Korelasi Terhadap Kekerasan Pada Perempuan dan Anak.


Peserta yang mengikuti Workshop dari berbagai unsur Lembaga Anti Narkotika yaitu DPC GRANAT, DPC LAN dan DPD IKAN Kota Langsa, kemudian Unsur Mahasiswa, dari PEMA Universitas Samudra, PEMA IAIN Langsa, BEM Universitas Saen CND Langsa, BEM Stikes Depkes Langsa dan BEM Politeknik LP3I.


Peserta Lainnya dari unsur Perempuan yaitu dari Fatayat NU dan Nasyiatul Aisyah Kota Langsa, serta Unsur Media baik TV, Cetak Maupun Online.


Kegiatan Workshop langsung di buka oleh Kepala BNN Kota Langsa, AKBP Werdha Susetyo, dalam sambutan dan paparannya menyampaikan Penyalahgunaan narkotika merupakan fenomena sosial yang menjadi masalah sosial di masyarakat, hal ini dibuktikan dengan maraknya kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri. 


"Bahwa sebagian besar penyalahgunaan narkoba bertalian erat dengan permasalahan ekonomi, pola asuh, KDRT, dan Perceraian", Imbuhnya. 


Lanjutnya, Pemberantasan bahaya narkoba tidak cukup diselesaikan dari satu perspektif saja, penyalahgunaan narkoba mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, entah dari perspektif keluarga, lingkungan sosial hingga faktor ekonomi dan sebagainya.


“oleh sebab itu, menyelesaikan permasalahan penyalahgunaan narkoba harus dituntaskan secara menyeluruh, mulai dari sektor ekonomi, keluarga, agama, dan lingkungan", pungkasnya.


Dalam kegiatan Workshop, BNN Kota Langsa menghadirkan Lima narasumber sebagai pemateri yakni sebagai narasumber pertama di isi oleh Kepala BNN Kota Langsa, AKBP Werdha Susetyo, dengan tema "Permasalahan Narkotika di Kota Langsa."


Narasumber kedua dari kantor Kementerian Agama Langsa, M. Haffas Edward, dengan tema "Kasus perceraian yang diakibatkan penyalahgunaan Narkoba dan KDRT di Kota Langsa," menjelaskan ada 4 pemicu tindakan yang terjadi pada rumah tangga akibat narkoba.


Keterkaitan Narkoba dan Perceraian 

1. Para pecandu narkoba cenderung bermasalah secara ekonomi sehingga nafkah keluarga tidak tercukupi.


2. Kondisi emosi dan mental pecandu narkoba tidak terkontrol sehingga sering melakukan Kekerasan Dalam Rimah Tangga (KDRT).


3. Mempunyai pasangan pecandu narkoba akan berimbas buruk kepada anak-anak, sehingga kebanyakan pasangan memilih bercerai dari pecandu narkoba.


Lanjut pemateri ketiga yakni Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dalduk dan KB Kota Langsa, Amrawati dengan tema " Permasalahan KDRT dan Nakoba pada Perempuan dan anak di Kota langsa, menjelaskan bahwa tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terlihat dari jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan jumlah Kasus KDRT, perempuan banyak menjadi objek pornografi, menjadikan perempuan sangat rentan terhadap kekrasan, mayoritas bila Kepala Keluarga atau suami pecandu narkoba, sehingga sering melampiaskan emosional yang berlebihan pada istri dan anaknya.


Perekonomian yang buruk akibat suami pecandu narkoba, ia lebih baik membeli narkoba ketimbang beras dan keperluan rumah tangga, bahkan kepentingan anaknya untuk sekolah, ujar Amrawati.


Istri kerap meminta kebutuhan rumah tangga, namun suami yang keseharian selalu menggunakan narkoba, dengan emosi yang tak terkendali memicu amarah, sehingga istri dipukul dan disiksanya, sang istri ada yang tetap bertahan dengan kehidupan tersiksa, ada juga lebih memilih bercerai, pungkasnya.


Narasumber keempat yaitu Dewina Ulfa Nasution, Psikolog dengan tema " Pengaruh Pola Asuh terhadap kekerasan pada Perempuan dan anak," menyampaikan bahwa pola asuh jadi permasalahan narkoba ini memang sebenarnya itu intinya terhadap anaknya karena kurang perhatian dan kasih sayang, ini yang paling banyak permasalahan seperti ini.


Orang tua itu dua hal yang berbeda ya kalau mau punya paradigma kita berpikir paling utama pendidikannya nanti kasih bagus, makanannya yang bergizi biar nggak stunting gitu, tidurnya pakai AC biar dingin biar nyaman, tapi tidak pernah berpikir cinta psikologisnya terisi atau enggak, terangnya.


Cinta psikologis itu sama seperti botol diisi air, kalau tidak penuh, ketika dapat goncangan riaknya semakin besar, tapi semakin kita isi penuh, ketika ada goncangan riaknya enggak besar, itu karena cintanya penuh.


"Perhatikan anak-anak remaja perempuan saat ini kebanyakannya nongkrong di warkop, cafe, lebih bareng sama laki-laki atau mungkin gonta ganti pacar," ajaknya.


Buat orang tua, terutama kaum ibu, perhatian dan perhatikan tumbuh kembang anak dan pola asuh yang positif jangan sampai terkontaminasi narkoba, contoh mahasiswa yang sudah kecanduan narkoba, tidak menyelesaikan lagi kuliahnya.


Kemudian perilaku mencuri, untuk memenuhi kebutuhan pembelian obat-obat terlarang, banyak lebih agresif rata-rata begitu dan semua perilaku bermasalah dalam psikologi,


Begitu juga ketika suami pecandu narkoba dampaknya dari kebanyakan KDRT, karena kasus yang masuk begitu, ketika istri melapor saya dipukul itu rata-rata karena suami pemakai, jadi uang belanja itu memang udah nggak ada lagi.


Jadi kira-kira apa yang disampaikan kalau yang sudah kita lakukan dari metode PPA untuk pendampingan psikologis anak, saya membantu ibunya secara psikologis dan membantu anaknya untuk tumbuh kembangnya tetap optimal. pungkasnya.


Terakhir narasumber dari Pemerintah, Asisten I Pemko Langsa, Suriyatno dengan tema "Kemiskinan dan korelasi terhadap penyalahgunaan narkoba dan KDRT," memberikan narasi bahwa, masalah kemiskinan memang ini semua dampak korelasinya dengan penyalahgunaan narkoba, menjadi pemicu KDRT karena faktor ekonomi yang tidak memadai.


Dari kemiskinan, pola asuh orang tua, pengolahan permasalahan rumah tangga, keretakan rumah tangga inilah yang sekarang ini kita bahas dengan ruang lingkup khusus di Kota Langsa.


Kerja dengan hasil upah yang pas-pasan bahkan kurang untuk kebutuhan rumah tangga, terus memakai narkoba lagi, sehingga permintaan istri dan anak sering tidak terpenuhi karena lebih penting membeli kebutuhan narkobanya, sehingga memicu emosional yang berlebihan dengan memukul istri bahkan anak, pungkasnya.

Iklan