Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan

Dosen Teknik KPM, Membuat Inovasi Teknologi Ulir Filter Pengelolaan Garam

Redaksi
20 Agu 2023, 17:54 WIB Last Updated 2024-09-09T17:41:16Z


Aceh Timur - Tim Dosen Fakultas Teknik Universitas Samudra (Unsam) Negeri Langsa melaksanakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat (KPM), dengan membuat inovasi teknologi ulir filter pengelolaan garam yang diterapkan di Desa Kuala Idi Cut, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (20/08/23).

Dosen Fakultas Teknik Universitas Samudra melakukan pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Muslimah, dari Program Studi Kimia, Ir. Meilandy Purwandito, dari Program Studi Teknik Sipil, dan Yusnawati, dari Program Studi Teknik Industri sebagai anggota.

Ketua Tim KPM Dosen Fakultas Teknik, Muslimah menyampaikan, menindak lanjuti semakin meningkatnya kebutuhan garam di Kabupaten Aceh Timur, tim dosen melakukan kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam.

"Melalui teknologi filter diharapkan kotoran yang terkandung didalam bahan baku pembuatan garam sudah berkurang," ucapnya.

Filter dilakukan dengan dua tahap, yang pertama adalah menggunakan teknologi ulir filter, teknologi ini berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang tercampur dalam air laut. Filter yang kedua adalah filter menggunakan batu zeolit, filter zeolit ini berfungsi untuk menyaring logam berat yang terkandung dalam air laut, jelasnya.

Muslimah menambahkan, air laut yang sudah melewati filter akan ditampung di dalam kolam peninihan, tujuannya adalah agar tingkat kepekatan air laut meningkat, setelah tingkat kepekatan air laut meningkat mencapai 20-24 Be0, air sudah bisa digunakan sebagai bahan baku pengolahan garam.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) tahun anggaran 2023. Kolam peninihan dilapisi dengan plastik HDPE yang berfungsi untuk mempercepat penguapan. Kolam peninihan ditutupi oleh plastik transparan yang bertujuan agar air laut yang sudah ditampung tidak tercampur dengan air hujan, karena apabila tercampur air yang sudah ditampung maka tingkat kepekatannya akan menurun, pungkas Ketua Tim.

Sementara, Salmiyah salah satu petani garam merasa sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh para dosen Fakultas Teknik Umsam dalam KPM, beliau mengatakan pada saat hujan turun beliau masih bisa membuat garam, karena selama ini apabila musim hujan turun produksi garamakan dihentikan, karena air sudah tercampur dengan air hujan dan tidak bisa dibuat garam, ungkapnya dengan riang. 

Iklan