![]() |
Ilustrasi gajah Asia.(SHUTTERSTOCK). |
Takengon - Kawanan gajah liar kembali kuasai kawasan perkebunan warga Kampung Karang Ampar Kecamatan Ketol Aceh Tengah, setelah 10 tahun masyarakat bersiteru dengan Po Meurah ( istilah untuk gajah dalam bahasa Aceh ) dan ( abang kul dalam bahasa Gayo ) ini bahkan sudah beberapa pristiwa perseteruan kontak fisik sampai menelan korban jiwa.
Namun upaya dari pemerintah guna untuk menghentikan perseteruan tersebut terkesan setengah hati, hingga setelah 10 tahun berlalu, gangguan gajah liar dikawasan daerah terujung dari Aceh Tengah ini.
"Sudah hampir 10 tahun ini kami berjibaku melawan amukan gajah liar di kampung kami ini, bahkan amukan gajah liar ini sudah pernah memakan korban jiwa sehingga menewaskan salah seorang saudara kami yang menyebabkan bertambahnya jumlah anak yatim dan janda di kampung ini," ujar salah seorang warga Kampung Karang Ampar kepada Liputanesia, Senin, (01/05/23).
Senada dengan keluhan warga tersebut, Saleh Kadri, Reje Karang Ampar menyatakan keprihatinannya terkait polemik perseteruan antara masyarakat dengan kawanan gajah liat ini.
"Selaku kepala kampung, saya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memohon kepada pihak terkait agar dapat mencari solusi terkait masalah ini, dari tingkat kabupaten bahkan sampai ke tingkat provinsi sudah saya lakukan, namun hingga kini prihal tersebut belum ada titik terang," ujar Saleh Kadri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan, kawanan gajah liar saat ini sudah menguasai kawasan perkebunan masyarakat didaerah Dusun Karang Ampar, kawanan gajah tersebut juga memblokir akses jalan warga menuju daerah perkebunan di Pantan Jerik dan Pantan Tengah serta Bruksah.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Aceh Tengah, Andalika yang dihubungi Liputanesia via whatsapps nya mengatakan bahwa terkait penanganan masalah gajah adalah wewenang dari pihak BKASDA yang dalam hal ini merupakan kewenangan BKSDA Resort Aceh Tengah.
Namun hingga berita ini dikirimkan, Andalika tak kunjug mengirimkan nomor kontak dari pihak BKSDA tersebut, padahal sebelumnya ia (Andalika) sudah berjanji akan mengirimkan nomor kontak pihak BKSDA tersebut.
Lebih lanjut Andalika menjelaskan, bahwa sebelumnya pihak pemerintah melalui pihak BKSDA sudah melakukan upaya-upaya untuk penanggulangan komplik kawanan gajah liar dan warga tersebut.
Beberapa upaya yang pernah dilakukan adalah diantaranya, melakukan penggiringan kawanan gajah liar kehabitatnya baik dengan menggunakan mercon maupun melibatkan gajah jinak yang didatangkan dari BKSDA Aceh.
Lebih lanjut Andalika menjelaskan, bahwa sebelumnya pihak pemerintah melalui pihak BKSDA sudah melakukan upaya-upaya untuk penanggulangan komplik kawanan gajah liar dan warga tersebut.
Beberapa upaya yang pernah dilakukan adalah diantaranya, melakukan penggiringan kawanan gajah liar kehabitatnya baik dengan menggunakan mercon maupun melibatkan gajah jinak yang didatangkan dari BKSDA Aceh.
Selain itu, juga pernah dilakukan penggalian parit guna menghambat pergerakan kawanan gajah liar menuju pemukiman warga dan juga dipasang kawat kejut dibeberapa titik yang menjadi akses bagi kawanan gajah tersebut.
"Kita melalui BKSDA sudah melakukan upaya guna mengatasi permasalahan ini, baik dengan melakukan penggiringan kawanan gajah liar, pembuatan parit dan pemasangan kawat kejut, untuk tahun ini juga ada program lanjutan pemasangan kawat kejut didaerah tersebut," terang Andalika.
Salah seorang warga Kampung Karang Ampar lainnya, Bahri Aman Putroe menyatakan, sudah saatnya pemerintah Aceh maupun Pemerintah Pusat turun tangan guna menangani permasalahan ini, karena masalah gajah liar ini menurut Bahri sangat sensitif dimata dunia, jangan harus menunggu bertambahnya korban diantara kedua belah pihak, baru semuanya sibuk.
"Pemerintah harus serius dan segera mencari solusi terkait masalah ini, jangan tunggu ada masyarakat yang tewas atau ada gajah yang mati baru ditangani," ujar Bahri.
(Ama Robby)
"Kita melalui BKSDA sudah melakukan upaya guna mengatasi permasalahan ini, baik dengan melakukan penggiringan kawanan gajah liar, pembuatan parit dan pemasangan kawat kejut, untuk tahun ini juga ada program lanjutan pemasangan kawat kejut didaerah tersebut," terang Andalika.
Salah seorang warga Kampung Karang Ampar lainnya, Bahri Aman Putroe menyatakan, sudah saatnya pemerintah Aceh maupun Pemerintah Pusat turun tangan guna menangani permasalahan ini, karena masalah gajah liar ini menurut Bahri sangat sensitif dimata dunia, jangan harus menunggu bertambahnya korban diantara kedua belah pihak, baru semuanya sibuk.
"Pemerintah harus serius dan segera mencari solusi terkait masalah ini, jangan tunggu ada masyarakat yang tewas atau ada gajah yang mati baru ditangani," ujar Bahri.
(Ama Robby)